
Image Source: wordpress.com

Image Source: wordpress.com

Image Source: blogspot.com

Image Source: blogspot.com
Dikutip dari buku ‘Khazanah Peradaban Islam’ karya Tata Septayuda Purnama, ketika masa kekuasaan Roma, kota ini dikenal dengan nama Caesaraugusta. Di kota ini bangsa Romawi tidak hanya memerintah, tetapi memupuk peradaban dan menjadikan Zaragoza sebagai kebanggaan.
Tahun 410 M, Visigoth mengguncang kota Roma, sebuah peristiwa yang saat ini sebanding dengan bencana WTC di tahun 2001 dalam hal dampak guncangannya terhadap masyarakat. Namun ketika kaum Visigoth, nisbat bagi Raja Spanyol mengambil alih kota itu, tidak banyak perubahan terjadi.
“Perubahan baru terjadi saat Islam tiba pada 714 M. Nama Caesaraugusta diubah dengan nama Arab menjadi Saraqusta dan kota itu pun mencapai kemegahannya di tangan kekuasaan Islam,” tutur Tata dalam buku tersebut.
Zaragoza yang terletak di pinggir Sungai Ebro memiliki sebuah lembah besar dengan background yang bervariasi, mulai dari Gurun (Los Monegros), hutan yang lebat, padang rumput, hingga gunung. Kota ini juga berada di persimpangan antara Madrid, Barcelona, Valencia, dan Bilbao. Berada pada Ketinggian 199 meter di atas permukaan laut dan dihuni sekitar 641.581 jiwa sebagai kota terpadat keenam di Spanyol, dengan 50 persen populasi adalah orang-orang Aragon (salah satu wilayah otonomi Spanyol).
Benteng Ayub adalah salah satu benteng pertama yang dibangun kaum muslimin di kota tersebut. Benteng ini terletak di puncak bukit di desa Katala Ayub yang dibangun pada 860 M saat masa pemerintahan Bani Umayyah, Andalusia.
Awalnya, benteng ini adalah pos pertahanan Bani Ayub, keturunan muslim pertama di kota itu. Namun sejak abad ke-10, Dinasti Bani Umayyah mulai mengalami kemunduran sehingga kerajaan Islam Di Zaragoza juga terkena imbasnya. Setelah kehancuran Dinasti Bani Umayyah dan Andalusia dipecah menjadi beberapa wilayah kekuasaan (dikenal dengan Muluk Ath-Thawa’if), kaum Muslimin di kota itu pun mulai mendapat kekuatan kembali.
Palacio Al-Jafaria, sebuah istana megah di Zaragoza merupakan peninggalan terbaik Islam di kota tersebut. Istana ini dibangun pada abad pertengahan, terletak di area berbentuk segitiga dan memiliki 24 pos pengawas guna memebri peringatan dan mengantisipasi serangan musuh. Di belakang istana, terdapat sebuah sudut dari kayu yang dulunya merupakan pusat istana dan memiliki ruang kecil yang indah khusus sebagai ruang ibadah. Arsitektur ruangannya sama dengan Masjid Kordoba.
Hingga kini sebagian dari hiasan kaligrafi dan dekorasi di ruangan tersebut masih utuh, walaupun beberapa bagian lain telah mengalami banyak perubahan. Di sini dapat ditemukan mihrab, tempat yang biasa dipakai amir (sang penguasa) memimpin shalat berjamaah. Palacio Al-Jafaria menjadi tempat tujuan utama wisata di kota eksotik tersebut yang dibuka setiap hari mulai pukul 10:00-18:30, tetapi tidak semua area terbuka untuk umum.
“Abu Ja’Far Al-Muqtadir adalah orang yang bertaggung jawab atas pembangunannya sehingga istana-istana ini dikenal dengan

Image Source: wordpress.com