
Image Source: senikaligrafijepara.com
Pada bulan Januari, hampir empat tahun setelah aneksasi (penggabungan) Krimea kedua di Moskow, penguasa pro-Rusia mulai merombak bagian tertua dan tersuci dari kompleks, yaitu Masjid Big Khan yang dibangun pada tahun 1532. Mereka juga mengumumkan rencana untuk mengembalikan seluruh istana, dilansir di Aljazirah, Ahad (18/2).
Kerusakan dan ‘perombakan’ istana tersebut mencontohkan hubungan yang tidak baik antara Rusia dengan Tatar Krimea. Kelompok etnis berbahasa Turki tersebut pernah menguasai cabang paling besar Jalan Sutera Besar dan berperang dengan Rusia selama berabad-abad. Tatar Krimea menganggap istana sebagai simbol paling penting dari keadaan negara mereka yang hilang.
Tentara Rusia membakar istana dan perpustakaannya yang raksasa. Tsar kebarat-baratan mengubah interior istana yang dibangun kembali agar terlihat lebih Eropa. Mereka menghapus fresko yang rumit, menghancurkan banyak bangunan dan secara dramatis mengurangi areal istana.

Image Source: ytimg.com
Perombakan tersebut merupakan bagian dari kampanye pemerintah Rusia yang lebih luas mengenai tekanan terhadap komunitas Tatar Krimea yang mencakup penculikan, penangkapan, pencarian dan hukuman penjara hingga 15 tahun karena tuduhan ‘terorisme’ dan keanggotaan dalam kelompok agama ‘radikal’.
“Asimilasi, penghapusan kenangan bersejarah adalah balas dendam atas ketidaksetiaan politik, karena enggan untuk mematuhi,” ujar Gulnara Bekirova, seorang sejarawan dan pembawa acara televisi di ATR, sebuah jaringan televisi berbahasa Tatar yang mengkritik tindakan Moskow di Krimea.

Image Source: wordpress.com
Tak lama setelah aneksasi tersebut, Moskow melarang ATR dan beberapa media lainnya. Ini membuat TK bahasa Tatar menjadi berbahasa bilingual dan kelas Tatar dikurangi di sekolah umum menjadi dua jam sukarela dalam seminggu.
“Pelajaran semacam itu menjadi urutan nomor tujuh atau delapan pada jadwal, dalam kondisi seperti itu, seseorang bisa tidak hadir,” ujar aktivis politik Seitumer Seitumerov. Dia melarikan diri dari Krimea ke daratan Ukraina setelah pemilik restoran yang dia kelola ditangkap dan didakwa dengan ekstremisme.
Moskow memperkenalkan buku teks sejarah yang menggambarkan bagaimana Tatar Krimea menjarah Rusia, memperbudak dan menjual puluhan ribu tawanan, dan dengan patuh melayani sultan Ottoman – musuh utama tsar.

Image Source: googleusercontent.com
Sementara itu, media yang dikendalikan pemerintah Rusia membangkitkan sentimen anti-Tatar. Beberapa etnis Rusia menuduh kaum Tatar merencanakan untuk membantai penduduk pro-Moskow yang sebagian besar memilih agar Krimea kembali ke Rusia selama referendum Maret 2014.
“Jika bukan karena referendum, orang-orang Tatar dan (Ukraina) akan memotong leher kita,” ujar Alexander Topchilin, seorang manajer toko di Simferopol, kota utama Krimea.
(Baca: Nasib Warisan Tatar Krimea di Tangan Rusia)
Kampanye Anti-Tatar berjalan beriringan
Image Source: senikaligrafijepara.com

Image Source: blogspot.com

Image Source: ytimg.com