
Image Source: jeparastore.com

Image Source: jeparastore.com

Image Source: jeparastore.com

Image Source: mitramebel.com
Pencapaian Idha Purnamasari dan Klarisa Aulia Rahma membanggakan. Bagaimana tidak, dua peneliti muda asal Kecamatan Kayen, Pati, ini, mendapatkan concolation prize pada ajang bergengsi ASEAN Student Science Project Competition (ASPC) 2017 di Thailand. Saat itu, mereka meneliti sabun pasta silika abu sekam padi sebagai sabun cuci piring yang ramah lingkungan.
SRI PUTJIWATI, Pati
SEDERHANA. Satu kata yang dapat ditangkap dari dua siswi bernama Idha Purnamasari dan Klarisa Aulia Rahma ini. Kedua siswi ini, berasal dari keluarga biasa. Namun, dengan kesungguhan belajar dan bimbingan sekolah, mereka memperoleh peringkat VI atau penghargaan consolation prize pada ajang ASEAN Student Science Project Competition (ASPC) 2017 di Bangkok, Thailand, pada 23-27 Juli lalu.
Idha merupakan anak dari buruh tani. Ia menekuni penelitian ini sekitar setahun terakhir. Sementara itu, Aulia yang juga kali pertama mengikuti penelitian ini, juga dari anak tukang penyulam kasur. Namun semangat belajarnya sangat tinggi. Selama setahun terakhir mereka meneliti abu sekam untuk dijadikan sabun cuci piring. Mereka dibimbing guru dari SMA 2 PGRI Pati.
Proyek penelitian mereka berjudul ”Uji Sifat Fisika Sediaan Sabun Pasta Silika Abu Sekam Padi sebagai Sabun Cuci Piring Ramah Lingkungan”. Menurut Idha, karya mereka awalnya lolos di ajang Indonesian Science Project Olympiade (ISPO) 2017. Kemudian di ajang itu mereka mendapatkan medali perak.
Dia mengaku, memilih meneliti abu sekam padi karena ketersediaan abu sekam padi di Pati melimpah. Dalam sebulan saja, sekitar 5 ton limbah abu sekam padi dibuang percuma. ”Kedua sifat fisika yang dimiliki silika, yaitu sifat adsorben dan sifat abrasif pada abu sekam dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan sabun pasta pencuci piring. Sabun itu ramah lingkungan,” imbuh warga Desa Jatiroto, Kecamatan Kayen, Pati, ini.
Pada komposisi tertentu, sabun pasta ini mampu menyerap kotoran pada piring dan daya abrasifnya mampu mencuci piring dengan sempurna. Dengan penambahan abu sekam pada sabun pasta ini, akan mengurangi pemakaian jumlah kandungan kimia pada sabun cuci piring. Jadi, lebih aman bagi kesehatan manusia.
Setelah mengikuti ISPO di Tangerang, mereka kemudian mengikuti ajang lebih tinggi dan bergengsi. Mereka melaju ke ajang ASPC di Bangkok, Thailand. Wakil Indonesia ini, bersaing dengan 35 proyek penelitian dari 35 negara se-Asia.
Di ajang bergengsi itu, keduanya mempresentasikan karya mereka di hadapan 15 juri. Salah satu juri yakni profesor asal Bali. Menurut Aulia, saat presentasi tidak ada kendala. Hanya, mengalami kendala bahasa Inggris saat sesi tanya jawab.
”Pertanyaan juri sangat mendalam dan detail. Peserta harus menjelaskan secara rinci. Harus faham betul dari sisi ilmiah dan secara teoritis penjabarannya. Karena memang harus dikupas tuntas,” kata warga Desa/Kecamatan Kayen ini.
Dia mengaku, para juri mengapresiasi karya ilmiah mereka. ”Selain pujian, para juri juga memberikan masukan terhadap penelitian kami, supaya makin sempurna,” ungkapnya.
Masukan itu, di antaranya disarankan menambahkan warna, supaya lebih menarik dan layak dikembangkan lagi. ”Ke depan agar dapat dipasarkan dan disukai masyarakat,”

Image Source: jeparastore.com