“Ide awal pembuatan batako jerami ini dari lingkungan sekitar karena kerusakan akibat eksploitasi tanah kurang lebih mencapai 25 juta miliar tanah per tahun. Ditambah asap polutan akibat petani Indonesia menghasilkan 79 juta ton per tahun asap yang dibakar,” jelas Wildan Fadila, salah seorang perwakilan siswa SMAN 1 Palimanan, Minggu (31/7/2016).
Wildan memaparkan, batako jerami buatan para siswa SMAN 1 Palimanan Cirebon ini memiliki keunggulan. Yaitu dapat menyerap polutan, antibakteri, kedap suara dan juga tahan terhadap gempa. Selain jerami, batako itu juga menggunakan eveziolit, kitosan, ampas tebu, arang sekam dan beberapa unsur lain yang dapat merekatkan jerami.
Wildan menjelaskan, batako tersebut dapat menyerap polutan karena unsur eveziolit, antibakteri dari unsur Citosan, kedap suara dari susunan jerami yang rapat. Sementara, kekuatan antigempa karena kerangka batako yang dibuat berbentuk interloka.
“Jerami yang digunakan harus benar-benar kering karena menghindari bakteri. Kita cari jerami di sawah kurang lebih 17 hari. Menurut kami, dibuat batako, dicetak itu idealnya dua minggu kering sampai ke dalamnya,” ujar Wildan.

Image Source: blogspot.com

Image Source: blogspot.com

Image Source: blogspot.com