
Image Source: blogspot.com
Shinta Permata mempunyai hobi unik, drag bike. Perempuan asli Rembang ini tidak takut memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi di lintasan lurus. Dia pun rela meng-upgrade kendaraannya hingga ke Bangkalan, Madura. Termasuk beberapa kali menjadi peserta perempuan satu-satunya di even lomba adu kecepatan motor dengan lintasan lurus.
WISNU AJI, Rembang

Image Source: blogspot.com
WAJAH perempuan ini sangat cantik. Dengan balutan hijab di kepalanya, memperlihatkan sisi femininnya. Terlebih dengan kulitnya yang putih, membuat Shinta Permata mirip perempuan rumahan yang dikenal halus dan jarang bermain di lapangan.
Namun siapa sangka, Shinta adalah perempuan yang bisa dibilang tomboi. Bahkan, hobinya tidak seperti perempuan pada umumnya, yakni menunggangi sepeda motor balap. Dia pun sering mengikuti berbagai kejuaraan drag bike di beberapa kota.
Terakhir, Shinta mengikuti Dragbike Seri IV di Sirkuit Ketanggi Rembang, belum lama ini. Dia tercatat satu-satunya pembalap perempuan yang ikut terjun di balapan track lurus tersebut. Shinta mengikuti dua kelas, yakni bracket time 8 dan 9 detik. Dari dua kelas itu, untuk kelas 9 detik dia meraih masuk di posisi keempat.

Image Source: blogspot.com
Shinta mengaku, sudah mengenal motor sejak SMP kelas IX. Kebetulan almarhum ayahnya seorang anggota TNI AD. Dulu ayahnya memiliki hobi di dunia otomotif, yakni grasstrack. Inilah yang melatarbekangi Shinta demen balapan. Kebetulan dekat rumahnya di Blora ada bengkel yang kerap membuat motor drag. Dari situlah dia sering gabung dan kerap main dengan teman-temannya.
”Saya kecil di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Sejak ayah meninggal tahun 2008 silam balik kampung. Kebetulan dekat rumah ada bengkel, akhirnya saya kerap nimbrung dan mengenal balapan,” terang warga Desa Tempelemahbang, Jepon, Blora.
Meski perempuan, Shinta tak pernah gengsi. Dia sering nimbrung di bengkel motor tersebut. Hingga akhirnya saat ada even, salah satu temannya yang kebetulan membuat motor matic menawarinya menjadi joki.

Image Source: wordpress.com
Akhirnya dia memutuskan mencoba motor matic kapasitas mesin 155 CC. Tentunya motor yang ditunggangi cukup kencang dan memacu andrenalin. Sehingga timbul rasa deg-degan di hatinya. ”Kali pertama menjadi joki sempat ada insiden kecil. Kebetulan saya kaget, salah narik gas sehingga roda depan naik. Akhirnya terjatuh dan luka lecet-lecet,” ucapnya.
Namun dari situlah dia lebih berhati-hati. Sebab, membawakan motor matic memang membutuhkan teknis khusus. Utamanya harus pintar main perasaan. Sebab, ketika start tidak mulus atau terlalu kencang putar gas dapat jatuh.
Untuk itulah hampir setiap waktu dia latihan. Termasuk saat berkompetisi di kabupaten Rembang. sampai akhirnya cukup piawai membawa motor garapan RNG ft AMS W-27 Bangkalan Madura.

Image Source: googleusercontent.com
”Kali pertama mama memang belum tahu saya ikut balapan. Lalu dari beberapa teman, akhirnya ketahuan. Mama pun khawatir. Karena risikonya jatuh,” terang perempuan yang lahir di bulan Maret 1997 tersebut.
Namun setelah diberikan pengertian, di mana saat balapan selalu kedepankan safety, lama-kelamaan ibunya ikut mendukung karir perempuan yang saat ini tercatat sebagai mahasiswi semester V Jurusan Teknik Sipil Unversitas Semarang (USM).

Image Source: blogspot.com