Peralatan yang disediakan juga sangat professional. Para pengungsi tidak hanya diberikan pensil dan kertas kaligrafi biasa, namun juga peralatan seperti kanvas, kuas lukisan, cat lukis, dan sebagainya.

Image Source: tokopedia.net

Image Source: bukalapak.com

Image Source: blogspot.com

Image Source: blogspot.com
Diakhir pelatihan, masing-masing peserta training juga diberikan hadiah set kaligrafi kanvas dan uang saku.
Mahasiswa Aceh yang sedang menutut ilmu di Amerika, Rizqarossaa Darni mengatakan, bahwa kegiatan aktivitas sosial ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan dan rasa simpati terhadap Muslim Rohingya di Indonesia.
Sementara Lailul Ikram menambahkan bahwa pelatihan kaligrafi ini juga diharapkan dapat memberikan skillset khusus bagi mereka yang kelak akan dipindahkan ke negara ketiga.
“Saat ini kita melihat karya-karya kaligrafi Islami kontemporer memiliki nilai yang tinggi di pasaran dunia. Tidak hanya di kalangan rakyat Islam di Indonesia, kaligrafi Arab Islami juga sudah terkenal dan diminati oleh beberapa kalangan keluarga non-Muslim di luar negeri,” kata Lailul Ikram.
Oleh sebab itu, mereka berharap kelak bila pengungsi tersebut hendak menjadikan kaligrafi sebagai sumber mata pencaharian ke depan, mereka sudah memiliki skillset yang dibutuhkan.
“Apalagi pekerjaan dengan menghasilkan karya seni seperti lukisan kaligrafi tidak seribet mendaftar pekerjaan di perkantoran, melihat status mereka sebagai pengungsi,” tambah Rossa.
Salah seorang tim leader pengungsi Rohingya yang bertindak sebagai translator merangkap sebagai peserta training mengatakan, aktivitas tersebut sangatlah bermanfaat baginya dan teman-temannya.
Bukan hanya mereka memperoleh ilmu baru, kegiatan ini juga menghibur mereka. Kegiatan melukis dan mewarnai dapat menghapus kejenuhan mereka sehari-hari di tempat pengungsian.
Sat ini, para pengungsi Rohingya ini juga belajar kelas bahasa Inggris dan Indonesia yang dipelopori oleh IOM. ()

Image Source: blogspot.com