Meski bisa menguatkan hubungan sosial anak dengan teman atau keluarga, tetapi media sosial juga memiliki dampak negatif. Misalnya saja anak yang menjadi sasaran bully saat mengunggah foto di media sosial atau melihat postingan yang tidak sesuai dengan usia anak.

Image Source: blogspot.com
Agar anak tetap aman dan cerdas menggunakan media sosial, orangtua perlu memberikan petunjuk dan rambu-rambu.
1. Hidup di dunia nyata
Anda ingin anak-anak menjalani kehidupan yang penuh makna di dunia nyata. “Hidup harus dijalani secara nyata, bukan di belakang layar,” menurut Laurie Wolk, penulis Girls Just Wanna Have Likes: How to Raise Confident Girls in the Face of Social Media Madness.
Meski memiliki banyak follower dan setiap postingan selalu mendapat ribuan “like”, jangan abaikan kehidupan nyata. “Kita membesarkan orang dewasa di sini, jadi mari kita ajarkan mereka kemampuan komunikasi untuk menjadi orang dewasa di ‘kehidupan nyata’,” saran Wolk.

Image Source: i2.wp.com
Dia mengatakan untuk berlatih berkomunikasi dengan anak-anak, bisa dimulai dengan mengadakan pertemuan keluarga, saling berbagi pengalaman hari ini, dan membuat anak-anak biasa membicarakan diri mereka sendiri. Ditambah, anak dan orangtua juga bisa saling mengajukan pertanyaan.
2. Semua orang pamer
Di media sosial, semua orang memamerkan kehidupan mereka yang tampak sempurna. Wolk mengingatkan orang tua untuk menjelaskan kepada anak-anak bahwa tidak ada kehidupan yang sempurna.
“Tidak ada apa pun -bahkan uang, ketenaran, atau pengikut dalam jumlah besar di media sosial—akan membuat hidup kita berjalan dengan sempurna sepanjang waktu. Ketahui ini, Harapkanlah, Bergerak,” sarannya.

Image Source: blogspot.com
Saat Anda berbicara dengan mereka, beri tahu mereka tentang efek mengerikan yang dimiliki media sosial terhadap otak.
(Baca juga: Instagram, Media Sosial Paling Buruk bagi Kesehatan Mental)
3. Pikir sebelum membagikan
Sebelum membagikan ke media sosial, Wolk merekomendasikan orangtua untuk menaruh pertanyaan-pertanyaan ini di dekat komputer anak-anak atau di lemari es, yang akan mendorong anak-anak untuk bertanya kepada diri mereka sendiri tentang aktivitas posting: Apakah ini benar? Apakah ini bermanfaat? Apakah itu baik? Apakah akan menyebabkan drama? Apakah saya posting ini untuk alasan yang benar?

Image Source: wordpress.com
Kertas “Think B4 U Post” juga dapat berisi pertanyaan seperti, “Apakah nenek Anda ingin melihat ini?”; “Apakah itu milikmu yang harus dibagikan?” dan “Maukah Anda berbagi/mengatakan bahwa dalam kehidupan nyata?” Jika semua pertanyaan itu sudah dijawab, maka bisa dibagikan.
4. Media sosial bukan pengganti tatap muka
Tentu, anak-anak Anda mungkin merasa terhubung dengan teman sebayanya, tapi layar kaca bukanlah pengganti koneksi orang. “Pastikan anak-anak Anda tahu bagaimana menunjukkan ketulusan secara langsung, menghibur seseorang dengan berada di sana untuk mereka, dan menjelaskan suatu hal yang serius dengan suara dan bahasa tubuh mereka yang sebenarnya, bukan lewat emoji,” kata Wolk.
5. Jika tidak memiliki sesuatu yang
Image Source: pinimg.com

Image Source: wordpress.com