Mereka antri untuk mendapatkan kaligrafi nama oleh dua seniman kaligrafi yang ada di stan tersebut.
“Tulis namanya dalam bahasa latin. Akan saya buatkan kaligrafi dalam huruf Arab yang cantik,” kata salah satu seniman sambil mengambil kertas dan mulai menggambar kaligrafi dengan pena beberapa warna.
Rahmadi, salah satu pengunjung dari salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) dari Kabupaten Malang, sangat antusias saat antriannya sudah mendekat. “Nama saya Rahmadi,” ujarnya sambil menulis namanya dalam tulisan latin maupun Arab.
Sang seniman pun mengangguk, dan segera membuat kaligrafi nama Rahmadi dalam hitungan kurang dari 15 menit. “Terima kasih banyak. Bagus sekali,” kata Rahmadi usai menerima lukisan kaligrafi atas namanya.
Selain stan konsulat jenderal negara Maroko di Surabaya, stan pondok pesantren yang menampilkan aneka layanan jasa dan produk juga menarik pengunjung. Tercatat ada 26 Ponpes yang tampil dalam pameran tersebut. Terbanyak dibandingkan stan peserta dari segmen lainnya.
Segmen lain yang tampil dalam pameran itu antara lain Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sektor energi, 13 stan UMKM halal food, 4 stan Edu Fair, 3 stan Islamic Art, 15 lembaga keuangan syariah, 8 Badan Pendidikan ekonomi syariah, 3 UMKM halal tourism, 12 UMKM binaan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), 12 UMKM Modest fashion, 10 anggota KNKS, dan 8 UMKM binaan BUMN. Termasuk stan perbankan.

Image Source: blogspot.com

Image Source: blogspot.com

Image Source: blogspot.com

Image Source: blogspot.com

Image Source: bukalapak.com

Image Source: blogspot.com