
Image Source: blogspot.com
Dari nama saja bisa ditebak, khat tersebut berasal dari Kufah, Irak. Konon, khat ini banyak dipakai untuk penulisan apa pun di papan, termasuk doa.
Khat Kufi memang sangat indah, tetapi justru jarang dipakai lantaran memakan ruang terlalu banyak. Seiring perkembangannya, khat Kufi pun semakin bervariasi. Ada kufi al-Basith, al-Muwarraq, al-Murabba’, dan al-Muzhir.
Kedua, khat at-Tsuluts. Khat ini diklaim sebagai khat paling indah sekaligus memiliki tingkat kesulitan yang paling kompleks, baik dari segi huruf ataupun susunannya.

Image Source: wordpress.com
Terkadang misalnya, huruf mim pun mesti tidak ditampakkan. Tak jarang, seorang pelajar khat, belum disebut mahir selama tidak menguasai cara penulisan khat Tsuluts.
Khat ini sangat jarang dipakai untuk penulisan mushaf karena cukup rumit dan memakan waktu. Pertama kali kaidahnya diletakkan oleh Ibnu Maqillah, lalu pada abad berikutnya disempurnakan oleh Ibn al-Bawab Ali bin Hilal al-Baghdadi (413 H).
Ketiga, khat Naskhi. Khat ini didaulat sebagai jenis khat yang paling jelas dan sederhana serta mudah dibaca. Tak heran bila penggunaannya sangat populer di kehidupan sehari- hari. Entah di buku pelajaran, mushaf atau lainnya.

Image Source: pinimg.com
Khat banyak pula diajarkan kepada para pemula. Khat Naskh yang kaidahnya diletakkan pertama kali oleh Ibnu Maqillah (328 H) ini, dikenal pula dengan banyak sebutan, yaitu al-Badi’, al-Miqwar, dan al-Mudawwar.
Khat ini semakin menemukan bentuknya di tangan orang-orang Turki.
Dalam sejarah peradaban Islam, kaligrafi merupakan seni merangkai huruf menjadi tulisan yang dapat dibaca dan bahkan dinikmati sebagai karya seni. Kaligrafi Arab memiliki keistimewaan dibandingkan dengan jenis kaligrafi lain. Bentuk tulisannya berkaitan dengan teknik yang beragam, panjang, pendek, lengkungan, hingga siku.

Image Source: wordpress.com
Ada banyak pendapat ihwal asal-usul kaligrafi Arab, salah satunya berasal dari al-Musnid. Bahasa ini berlaku di Jazirah Arab yang telah banyak terpengaruh pula dengan bahasa Aram di Irak, Syam, Palestina, antara abad ke- 3 sebelum Masehi.
Kaligrafi al-Anbathi juga banyak dipergunakan. Jenis kaligrafi ini berasal dari bangsa Anbath yang mendiami kawasan Aram. Para raja Arab pra-Islam banyak memakai jenis kaligrafi Anbath pada 250 M. Puncak kaligrafi Arab berkembang pada masa Islam.
Pada awal risalah Islam, ada lima jenis kaligrafi yang banyak digunakan, yaitu al-Hairi, al- Anbari al-Malaki, al-Madani, al-Kufi, dan al- Bas hari. Sayangnya, bentuk persisnya seperti apa tidak bisa terungkap lantaran minim nya dokumentasi. Berikut ini jenis-jenis khat yang masih bertahan dan dinamis hingga saat ini:

Image Source: wikimedia.org
Tak bisa dimungkiri, ada benang merah yang muncul antara khat dan keberadaan mushaf Alquran. Allah berkehendak pula melalui aktivitas tulis-menulis untuk menjaga kemurnian Alquran. Skenario yang menjadi titik tolak itu tentu seperti yang diungkap oleh as-Suyuthi dalam “Majma’ al-Lughat”,

Image Source: blogspot.com