Empunya kaligrafi, H Purwanto Zain, memiliki dua karya seni yang indah itu. Bentuknya mirip. Bingkainya juga sama-sama terbuat dari ukiran kayu jati khas Jepara bermotif tumbuhan. “Yang satu bernilai Rp 1 miliar, satunya lagi ratusan juta,” kata Purwanto.
Image Source: wordpress.com
Image Source: tokopedia.net
Image Source: tokopedia.net
Ia mengakui kedua kerajinan tangan itu memang mirip. Tapi ada satu pembeda yang menjadikan Purwanto membanderol kaligrafinya dengan harga fantastis. “Proses pembuatannya yang khusus. Saya melakukan tirakat selama tujuh tahun sebelum membuatnya,” kata pria yang juga anggota Asosiasi Kaligrafi Arab (Akrab) Kudus itu, Minggu (10/05/2015).
Dalam tirakatnya, Purwanto berpuasa selama tujuh tahun kecuali pada hari tasrik atau hari diharamkannya berpuasa dalam Islam.
“Dalam puasa itu saya berniat untuk membuat kaligrafi yang memang dibuat dengan proses mendekatkan diri pada Allah SWT. Tidak hanya berpuasa, sebelum membuat saya pun melakukan shalat hajat dan selama pembuatan saya dalam keadaan suci karena sebelumnya berwudu,” terangnya.
Pada bulan Agustus 2012, pembuatan kaligrafi ini rampung. Selama sebulan, Purwanto menghabiskan waktu di ruangannya untuk menuntaskan karya masterpiece-nya itu.
‘Hasbunallah wani’mal-wakîl, ni’mal-maulâ, wani’man-nashîr’ begitulah bunyi kaligrafi yang ditulisnya. Dia ingin menekankan bahwa cukuplah Allah tempat berserah diri, sebaik-baik pelindung, dan sebaik-baik penolong.
Pada bunyi ‘Hasbunallah wani’mal-wakîl’ tampak dilukis dengan tinta tebal. Kata dia, dalam kaligrafinya itu dia berpesan bahwa Allah lah yang mencukupkan segala kebutuhan jasmani maupun rohani.
Dengan melakukan sejumlah ritual itu, dia meyakini karyanya dapat memancarkan aura positif. Sehingga saat dilihat kaligrafi seolah-olah bercahaya karena dibuat dengan tidak sembarangan.
“Paling susah dalam proses pembuatan adalah menemukan ide. Karena kita harus mencampur ide realis dan kaidah kaligrafi yang ada,” terang alumnus Pesantren Lembaga Kaligrafi (Lemka) Jakarta dan Sukabumi itu.
Sudah ratusan karyanya yang terjual baik di dalam negeri maupun luar negeri. Dia mengaku banyak karyanya terjual di Malasyia dan Singapura. Begitu juga pejabat di Indonesia yang banyak menjadi penggemarnya. Karyanya dijual dengan harga bervariasi. Tergantung dari hasil dan proses pembuatannya.
Purwanto mengambil bagian pada pameran kaligrafi yang diselenggarakan Akrab Kudus. Kegiatan itu untuk memperingati hari lahir Akrab yang ketiga tahun. “Akrab lahir 15 Mei 2012. Untuk memperingatinya kami selenggarakan acara, satu diantaranya gelar karya kaligrafi,” kata Ketua Umum Akrab, H Muhammad Nur Syukron.
Syukron mengakui karya Purwanto memang fenomenal. Proses pembuatannya yang membuat lukisan berharga selangit. “Tulisan huruf suci Alquran itu ditulis di berbagai media, antara lain media kayu ukir, kanvas, kaca, bordir dan kuningan. Namun, karya Pak Purwanto yang paling mahal dan fantastis,” akunya.
Gelar karya kaligrafi yang diselenggarakan dari Sabtu (9/5/2015) sampai Senin (11/5/2015) di halaman Masjid Agung Kudus itu menghadirkan 50 karya kaligrafi dari 33 seniman.
Image Source: jualmebeljepara.com
