Oleh: Hafash Giring Angin

Image Source: tokopedia.net

Image Source: gambarkeren.co

Image Source: gambarkeren.co
Efek Visual yang Menyeluruh
Membaca Roedjito dalam karya-karya visual pertunjukan memperlihatkan sebuah pribadi dan karakter sederhana; hitam dan putih. Kendati hitam dan putih yang menonjol dalam setiap karya-karyanya tapi memperlihatkan kesamaan dari segi penggunaan warna yang konsisten dengan bidang putih; sehingga apa yang kita lihat terasa sebuah pemandangan mistis dengan perpaduan hitam putih yang menggelitik. Efek-efek kerupaan yang digambarkan Roedjito dalam seni pertunjukan mengorganisasi sebuah performa visual yang tamat dan menyeluruh. Organisasi visual dalam setiap skenari dikerjakan dengan susunan; suatu sense pertunjukan yang digubah dari hubungan yang utuh dengan gerak dan maknanya.
Berkait dengan susunan dan struktur pentas pertunjukan ini Roedjito (2007:122) berpendapat bahwa “pentas merupakan pusat dari pertunjukannya. Di dalam dunia yang tumbuh dan terpisah ini ada lagi dunia yang terpisah lainnya, ke mana mata dan telinga diarahkan, yaitu pentas yang merupakan pusat dari teaternya. Kemampuan daya resapnya tak terhingga dengan suhu tinggi dari apa yang mau dipergelarkan. Dia mentransmit kekuatan dan bentuk kesenian secara simultan. Ini merupakan potensi yang inner dari pertunjukannya. Bentuk pertunjukan di sini ditentukan oleh hubungan antara penonton dengan ruang pentasnya”.
Dari analisa di atas ini Roedjito hendak memaparkan kepada kita bahwa efek-efek visual yang tergelar sepanjang tontonan haruslah mempunyai visi dan tujuan ke mana para aktor dan aktris bergerak yang seyogyanya diselaraskan dengan gerak dan motivasi bermain. Dalam hal ini, Roedjito memaknai skenari pentas dalam pertunjukannya dengan sesuatu yang memberi efek; sebuah gradasi yang menyebabkan pertunjukan menjadi kaya dan hidup. Hal tersebut terletak pada bagaimana seorang pemain menstransformir ruang dan pola-pola gerak yang dipentaskan. Mengenai efek-efek visual ini, Roedjito berpendapat bahwa “suatu jangkauan gerak yang kaya, bisa dicapai dan bisa dimanfaatkan bila dituntut dalam pertunjukan. Bagi pemain, tidak ada posisi yang penting atau tidak penting, aksi dan reaksi sama pentingnya; pemain yang mendengarkan sama pentingnya dengan pembicaranya”.
Dalam hal ini kita bisa melihat betapa praktis dan sederhananya Roedjito memaparkan sebuah konsep seni pertunjukan dalam setting-setting skenografinya. Proses penggarapan skenari, setting dan tata cahaya yang ditransformasikan ke dalam pentas menggambarkan filosofi yang sangat mendalam—meminjam istilah Herry Dim—-estetika bersama semesta—-mempresentasikan sebuah sketsa dan gambar yang utuh, menyeluruh dan berpadu dalam bingkai-bingkai pertunjukannya.
Kita bisa melihat cara sederhana ia mendesain sebuah properti seperti medium pelepah pisang yang berpadu dengan sketsa skenografinya yang hitam putih; sederhana namun mendasarkan pada kesadaran kosmik; mengintegrasikan diri dengan bentuk dasar alam semesta sebagai daya pacunya. Hitam dan putih sebagai sebuah karakter merupakan efek yang memberi kekuatan pada terang gelap; sebuah efek visual pertunjukan menyeluruh ketika pertunjukan dimulai dan diakhiri. Seperti juga yang diurai oleh Roedjito bahwa hidup manusia berkisar di sekitar peredaran gelap terang kehidupan sehari-hari. Gelap memiliki suatu pengaruh yang kuat dan pekat atas sadar dan rasa bawah sadar manusia.
Berkait dengan efek visual ini, bagaimanapun tata cahaya dalam seni pertunjukan merupakan pengungkap sebuah kehadiran bentuk yang

Image Source: gambarkeren.co