
Image Source: blogspot.com
Kursif roman (atau kursif Latin) adalah bentuk tulisan tangan (atau skrip) yang digunakan di Roma kuno dan sampai batas tertentu pada Abad Pertengahan. Pada masa ini kursif dibagi menjadi dua bagian, yakni kursif kuno (old kursif roman) dan kursif baru.
Kursif kuno disebut juga kursif huruf kecil dan merupakan bentuk sehari-hari tulisan tangan yang digunakan untuk menulis banyak hal. Seperti menulis surat, para pedagang yang menulis tagihan bisnis, oleh anak-anak sekolah yang belajar abjad latin, dan bahkan oleh kaisar saat mengeluarkan perintah.

Image Source: blogspot.com
Sebuah gaya penulisan yang lebih formal didasarkan pada modal Romawi, tetapi kursif yang digunakan lebih untuk menulis informal. Kursif kuno paling umum digunakan sekitar abad kesatu hingga abad ketiga SM. Lalu, pada abad awal kedua SM, komedian Plautus di Pseudolus, membuat referensi untuk kelayakan huruf kursif.

Image Source: blogspot.com
Kursif romawi kuno sangat sulit untuk dibaca bagi orang-orang modern. Skrip menggunakan banyak ligatures atau dua atau lebih huruf yang disatukan serta beberapa istilah yang tidak dikenali.
Sedangkan, kursif Roman baru, disebut juga kursif sangat kecil atau later Roman cursive. Kursif jenis ini dikembangkan dari kursif Romawi kuno yang digunakan dari abad ketiga hingga sekitar abad ketujuh. Jenis kursif ini lebih mudah dikenali oleh pembaca modern. Pada abad kesembilan jenis kursif ini disebarkan sepanjang kekaisaran Charlemagne dalam usaha yang disengaja untuk menyatukan tulisan tangan dan kebangkitan di Renaissance.

Image Source: wikimedia.org
Menurut Jan-Olaf Tjader dalam Die nichtliterarischen lateinischen Papyri Italiens aus der Zeit 445-700 kursif Romawi baru dipengaruhi oleh pengembangan tidak hanya berhuruf besar, tapi dari semua skrip lain yang digunakan pada Abad Pertengahan. Jenis Gaelic adalah contoh dari penggunaan huruf besar pada masa Romawi kuno ini.

Image Source: wordpress.com