Aradi yang menamai sanggar seninya dengan Kun Art mengatakan, profesi yang jalaninya sekarang sebagai pengolah limbah menjadi produk bernilai ekonomi pada awalnya muncul dari keinginannya bekerja sebagai enterpreunership.

Image Source: tokopedia.net
Awalnya dirinya membuka usaha tersebut melalui otodidak yang didorong keinginan membuka usaha sendiri yang tidak terikat dan tidak membosankan. Yang lebih penting bisa membuka lapangan pekerjaan.
Dia mengatakan, semua limbah rumah tangga dan barang dapat diolah menjadi produk dan karya seni tergantung inovasi dan juga tingkat kreativitas.

Image Source: tokopedia.net
Semakin kreatif maka semakin banyak barang olahan yang dihasilkan, seperti misalnya pengolahan barang dari serpihan kaca, cangkang telur, kayu, ranting pohon dan lain sebagainya.
“Barang yang bisa dihasilkan adalah lemari, meja, kursi, vas bunga, frame, suvenir, cermin dan kotak perhiasan. Untuk harga bervariasi mulai dari Rp 3.000 sampai Rp 5 juta,” katanya seperti ditulis Antara.

Image Source: ytimg.com
Dari berbagai olahan yang dihasilkannya, Aradi mengaku mendapatkan keuntungan 30-40 persen dari modal. Saat ini berbagai produk olahannya tersebut banyak dipasarkan ke berbagai daerah di Sumatera Utara.
Dia juga banyak mendapat kesempatan mengikuti pameran dan bazar yang digelar oleh sejumlah lembaga. Tak heran jika masyarakat semakin mengenal berbagai produk yang dihasilkannya dari bahan dasar limbah tersebut.

Image Source: ayopreneur.com
“Masyarakat perlu inovasi untuk mengolah limbah agar menjadi manfaat dan tidak merugikan lingkungan. Untuk menghilangkan limbah merupakan hal yang tidak mungkin tetapi limbah bisa berkurang dengan pengolahan kembali,” kata Aradi yang merupakan salah satu binaan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Medan itu. [idr]

Image Source: blogspot.com

Image Source: kaskus.id

Image Source: tokopedia.net