kaligrafi buatan anak | Anda Tidak Akan Percaya Kebenaran Aneh ini Dibalik Kaligrafi Buatan Anak

kaligrafi buatan anak | Anda Tidak Akan Percaya Kebenaran Aneh ini Dibalik Kaligrafi Buatan Anak

Sebagaimana diketahui, motif Batik Besurek adalah kaligrafi tanpa makna. Batik ini masuk ke Bengkulu sekitar abad XVI, bersamaan dengan masuknya Islam.

Seni_kaligrafi | Mudztova - kaligrafi buatan anak
Seni_kaligrafi | Mudztova – kaligrafi buatan anak | kaligrafi buatan anak

Image Source: wordpress.com

Goresan Kemenangan Kaligrafi di FAS 4 | Beastudi Etos Bogor Community - kaligrafi buatan anak
Goresan Kemenangan Kaligrafi di FAS 4 | Beastudi Etos Bogor Community – kaligrafi buatan anak | kaligrafi buatan anak

Image Source: wordpress.com

Kaligrafi (Menggambar Dekoratif) | karya seni rupa PGSD - kaligrafi buatan anak
Kaligrafi (Menggambar Dekoratif) | karya seni rupa PGSD – kaligrafi buatan anak | kaligrafi buatan anak

Image Source: blogspot.com

Seperti yang dilansir Media jauh sebelum Islam masuk ke Bengkulu, ternyata Bengkulu memiliki Kain Tenun Delamak, asal Kabupaten Kaur termasuk Kabupaten Rejang Lebong. Bahan dasarnya benang Kloi, jenis tumbuhan menjalar yang dijadikan sebagai benang. Motif pada kain tenun Delamak ini pun beragam. Diantaranya, garis pantai, pucuk rebung, siku keluang, perahu dan manusia.

“Kain Tenun Delamak ini mendapatkan sentuhan dari Batik Besurek. Semacam berakulturasi”, jelas Muhardi, Kurator Museum Negeri Bengkulu.

Seiring waktu, Kain Tenun Delamak kian tertinggal oleh Batik Besurek. Kain tenun ini dan Ambin Dogan asli khas Bengkulu, punah. Penyebab punahnya karena meninggalnya para penenun dan tidak ada penenun di bawahnya yang mewarisi tenun khas Bengkulu tersebut.

Keberadaan Tenun Delamak ini pun diakui juga oleh Ahmad Barizi, seorang Kolektor dan juga Desainer asal Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. Dia mengatakan, bahwa dua jenis kain tenun asli buatan masyarakat Suku Rejang, yakni Tenun Delamak dan Ambin Dogan. Jika Delamak, sambungnya, berukuran kecil. Sedangkan Ambin Dogan berukuran besar.

Dituturkannya juga, Tenun Delamak dan Ambin Dogan ini pada ratusan tahun lalu oleh masyarakat Suku Rejang digunakan untuk keperluan pernikahan, kelahiran anak, dan persidangan adat.

“Dalam Adat Rejang itu ada yang namanya sumpah dan sidang adat. Biasanya, dalam pengambilan sumpah atau sidang adat, ada kain yang wajib digunakan. Kain itulah kain Delamak dan Ambin Dogan”, terangnya.

Yang disayangkan Barizi, tak banyak generasi kini yang merasa khawatir dengan punahnya Kain Tenun Delamak dan Ambin Dogan. Bahkan banyak generasi muda Rejang kini yang tidak mengetahui bahwa ada kain tersebut lebih tua usianya dibandingkan Batik Besurek..

Ketika itu, atau sekitar 20 tahun lalu, Barizi mengaku khawatir dan gelisah dengan punahnya kain tenun tertua asal Bengkulu itu. Tidak sedikit upaya yang sudah dilakukannya demi kelestarikan Kain Tenun Delamak dan Ambin dogan.Salah satunya mengumpulkan ratusan jenis Kain Tenun Delamak dan Ambin Dogan bersama almarhum ayahnya.

“Salah satu upaya kami untuk menyelamatkan Kain Tenun Delamak dari kepunahan, ya kami kumpulkan satu per satu. Kami juga sudah berupaya memberi saran kepada pemerintah supaya menghidupkan kembali Kain Tenun Delamak. Kami siap bantu kok”, begitu kata Barizi.

Baca Juga : Perkenalkan, Batik Diwo Asal Kepahiang. Tapi Sayang …..

Di sisi lain, Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Bengkulu, Deff Tri menyatakan, saat ini Pemda Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu sedang menggodok Raperda Perlindungan dan

November 4 ~ de Tresor - kaligrafi buatan anak
November 4 ~ de Tresor – kaligrafi buatan anak | kaligrafi buatan anak

Image Source: blogspot.com